Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Selamat sore, sahabat! Nah, kalau biasanya
saya berbagi informasi lewat wordpress, hari ini berbeda, saya akan berbagi lewat
blog ini. Ini bukan sembarang informasi, sahabat. Disini saya akan berbagi
ringkasan materi yang saya dapat dari seminar di tanggal 17 kemarin yang diadakan oleh Blogger Pelajar. Pasti penasaran
ya sama materinya? Oke, tanpa memperpanjang mukaddimah
lagi, ayo ke materi! J
Jadi sahabat, seminar kemarin berjudul “Workshop
Basic Photography dan Optimalisasi Google sebagai Rujukan Perkuliahan Berbasis
KKNI”. Setelah membaca judulnya sahabat pasti sudah bisa menebak bahwa di dalam
seminar ini pasti ada 2 materi berbeda. Yap,
sahabat benar.
Jadi, materi pertama adalah mengenai Basic Photography dengan pemateri bernama Syawaluddin Irwan Lubis, akrabnya
dipanggil bang Syawal. Beliau adalah seorang fotografer dan merupakan member
dari APFI Sumut dan Toba Photographer Club. Yang pertama kali yang harus kita
ketahui adalah apa itu fotografi. Ansel Adams mengatakan bahwa fotografi merupakan
sebuah seni yang lebih dari sekadar sarana ide atau gagasan dalam komunikasi
faktual. Bang Syawal memberi pengertian singkatnya, bahwa fotografi adalah seni
melukis cahaya. Kenapa cahaya? Karena tidak ada benda yang dapat terlihat bila
tanpa cahaya, semua akan kelihatan hitam. Sahabat, ternyata ada banyak
jenis-jenis fotografi, seperti Landscape,
Potrat Macro, Wedding, Sport, Journalism, Food, Mood, Fine Art, Still Life, dan
lainnya. Sahabat pasti sudah tidak asing dengan istilah Landscape dan Potrait kan?
Kelihatan nih hobi berswafoto, hehee.
Oke, lanjut ke jenis-jenis
kamera. Pada seminar kemarin, bang Syawal membawa beberapa jenis kamera yang
dia miliki untuk selanjutnya diperlihatkan kepada kami. Ada Mirrorless, Pocket/Instant, bahkan Smartphone. Dari ketiga jenis ini, Mirrorless adalah jenis kamera yang
paling bagus, dan yang pasti lebih mahal juga, hehee. Selain jenis fotografi dan kamera, ada pula jenis-jenis
lensa, yaitu Kit, Zoom, Fix, Tele, Supper
Tele, Tilt Shift, dan Macro. Selain
kamera, ada juga alat/equipment pendukung
yang perlu dipersiapkan sahabat, sepeti Filter
(untuk menjaga lensa dari paparan sinar matahari yang terik), Flash External, Tripot dan Trigger.
Bagi para pemula, bang Syawal lebih
merekomendasikan kita untuk memotret dengan mode Manual. Mengapa? Agar kita
lebih paham mengenai pengaturannya hingga akhirnya mendapatkan gambar yang
bagus. Ada 3 hal dasar yang harus kita ketahui, yaitu (1) ISO, kepekaan sensor
terhadap cahaya; (2) Shutter Speed, kecepatan
rana pada kamera, menentukan kecepatan dalam memotret; (3) Aperture, bukaan pada lensa yang menentukan sempit atau luasnya
ketajaman pada suatu objek (Focusing/Bluring).
Ketiga hal ini saling berkaitan, biasa dikenal dengan istilah “Segitiga
Exposure”.
Selain ketiga hal di atas, ada juga yang
namanya Metering (berfungsi untuk
melihat apakah cahaya gambar kita sudah normal atau masih keterangan ataupun
kegelapan, tampilannya seperti garis bilangan dalam pembelajaran matematika, hehee), Deep of Field (dekat atau jauhnya jarak kita saat mengambil gambar,
menghasilkan efek blur/bokeh) dan Point of View (Objek yang ingin kita
tonjolkan).
Lanjut ke komposisi, ada Vertikal & Horizontal, Background &
Foreground, Rule of Third/Aturan Segitiga, Leading Line dan Framing. Kemudian
menentukan White Balance, biasanya
dalam satuan K (Kelvin). Ada ambang batas dari 2000K sampai 9000K. Semakin tinggi
angkanya, maka tampilannya semakin hangat (menguning).
Memotret juga bukan asal jepret, ada
teknik yang harus diperhatikan untuk setiap tipe gambar yang kita inginkan,
seperti Highspeed, Slowspeed dan Bulb. Selain teknik, ada juga sudut dan
posisi yang akan mempengaruhi hasil jepretan kita, seperti High, Low dan Eye Level.
Sekarang kita sudah tahu, mulai dari apa
itu fotografi sampai teknik-teknik yang harus dipehatikan. Semua ini penting
untuk kita ketahui. Namun, ada 1 hal yang paling penting untuk dimili oleh
seorang fotografer. Apa itu? Yaitu Etika.
Seperti meminta izin terlebih dahulu, buat subjek potret merasa nyaman,
perhatikan rambu larangan yang mungkin muncul dari subjek, dan hormati privasi
orang lain. Bila seseorang tidak memiliki etika dalam memotret, maka ia dapat
dituntut dengan Undang-Undang yang ada.
Itu ringkasan materi pertama. Nah untuk
materi kedua, pasti sangat ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa pejuang KKNI, hehee. Oke, jom disimak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijwtQ6Yl_QNU2WS6o4AcGXziio55kGS6k09Or7SaHvBfxCd24fehoPORbU4DZMvsvD0oGybWmto35Lja6WQ0dY_6amXR2lVuQu_dWbj-GhyphenhyphensiVP3BHXzRkcZ_xkcXocFdrjzhvvVxPfnqv/s320/pendik-profesi.jpg)
Untuk sistematika Mini Riset, CBR dan
CJR, sepertinya kita sudah mengetahuinya. Ada hal yang selalu ada di dalam
ketiga tugas ini, yaitu memerlukan analisis data, dan biasanya bukulah yang
menjadi sumber datanya. Terkadang kita sudah keliling perpustakaan namun tak
kunjung menemukan buku yang kita cari. Hendak membeli, namun uang tidak
mencukupi. Lantas apa yang harus kita lakukan? Nah, ada tip yang sangat mungkin
untuk kita coba dalam menyiasati masalah ini. Sesuai judul seminanya, kita
dapat mengoptimalkan Google sebagai rujukan kita. Caranya kita dapat mencari
referensi buku melalui Google Book dan
referensi jurnal melalui Google
Cendekia. Tinggal ketik saja kedua kata kunci itu di kolom pencarian, dan
mulailah memasukkan materi yang kita inginkan.
Cukup sampai disini informasi mengenai
ringkasan materi pada seminar kemarin. Semoga bermanfaat sahabat. Salam Prestasi,
Yes! J
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar